
Pada saat ini telah terjadi euforia pemilu di berbagai kalangan masyarakat di Indonesia, dengan tumbuhnya berbagai partai. Kalau kita lihat aneh-aneh, dengan visi-misi yang juga aneh-aneh, tapi nyata. Betul, ini menunjukkan dinamika demokrasi. Namun, apakah masyarakat Indonesia ini sudah dewasa ? Atau malah demokrasi membuat masyarakat menjadi tidak dewasa.
Nah loh, kalau begitu bagaimana dong ?
Lebih seperti pawai-pawai primitifisme-biadab yang satu menjatuhkan kelompok yang lainnya demi kekuasaan apa dan siapa coba ? Barangkali ada yang tahu. Sementara tujuannya demi bangsa dan negara menjadi bias. Ironis kan. Presiden dan Wakil Presiden yang sedang memimpin diutil-util, digelitik-gelitik, bahkan diledek-ledek, ditampar-tampar, lebih parah lagi di-'sliding-tackle' alias dijatuhkan. Hal tersebut dilakukan oleh orang atau kelompok yang belum pernah mencoba rasanya berkuasa, bahkan gilanya juga oleh orang atau kelompok yang pernah berkuasa, tapi gak berhasil alias gagal. Upaya primitifisme-biadab berbagai cara aneh tapi nyata.
Sementara, rasanya masa jabatan Presiden dan Wakil Presiden selama 1 periode sepertinya pekerjaannya belum terlihat apa-apa, selain sibuk mempertahankan kekuasaannya. Jangan marah dulu itu baru kemungkinan.
Apakah tidak lebih baik, kalau kita sebagai masyarakat Indonesia lebih bersikap dewasa yang cinta tanah air tumpah darah. Dewasa dengan memberikan kepercayaan dan ketenangan, serta kepada Presiden dan Wakil Presiden siapapun yang menjabat untuk menyelesaikan pekerjaannya sampai tuntas. Malah lebih afdol lagi, bila memang arahnya baik jangan segan-segan berikan kesempatan untuk periode berikutnya supaya hasilnya benar-benar terlihat dan terasa bagi nusa, bangsa, dan agama. Itu juga kalau anda semua setuju.
Capek ya jadi rakyat, padahal sudahlah tenang aja kenapa sih ? Serahkan semua pada ahlinya deh.
-Erwin B. Haris-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
ErwinTheAdvocate, mempersilahkan Anda berkomentar :